Tedunan - Desa Tedunan tidak bisa lepas dari tokoh sentral Maulana Abdur Rahman Albar.
Siapakah dia? Syekh dari Hadramaut Yaman itu dipercaya sebagai cikal
bakal Tedunan. Sebuah kuburan tua yang terdapat di tengah persawahan
desa tersebut dipercaya sebagai makam syekh tersebut. Makam itu dikenal
penduduk setempat sebagai Burwatu (kubur watu). Dari kisah Syekh Maulana pulalah nama Tedunan didapatkan.
KH Abdullah Manshur Sanusi, pengasuh Pesantren Darut Tauhid Alalawiyah
Assanusiyah menceritakan, sang syekh hidup sezaman dengan Ratu
Kalinyamat yang memerintah Jepara, sekitar abad ke-16. Diceritakan,
Kalinyamat yang oleh penulis Portugis Diego de Conto disebut sebagai "Rainha de Jepara senhora pederose e rica" yakni Ratu Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa itu memiliki hobi berburu di hutan.
Suatu ketika, syekh menemukan kijang milik Ratu Kalinyamat. Karenanya,
sang ratu hendak memberikan hadiah kepada syekh. Ia pun mengutus para
punggawanya untuk mendatangi syekh."Tuwasana! (Berilah hadiah!)," sabda Ratu Kalinyamat, seperti disampaikan Kiai Manshur.
Rupanya, kata Kiai Manshur, pemimpin prajurit itu agak suda pangrungon. Ia salah mendengar dan menafsirkan perintah. Sependengarannya, ratu memerintahkan "Tewasana! (Bunuhlah!)."
Maka, ia pun berangkat ke Demak dengan niat menghabisi Syekh Maulana.
Misi sukses dilaksanakan, dan syekh pun tewas di tangan prajurit itu.
Tapi, apa yang terjadi? Atas kehendak Allah, konon, darah yang mengalir
dari diri syekh tidak berwarna merah seperti lazimnya, melainkan
berwarna putih. Dari kisah itu muncullah nama Tedunan.
Sehingga setiap setelah Panen rampung, warga desa Tedunan mengadakan haul akbar Syek Maulana Abdur Rahman Al Bar pada hari Jum'at, 12 Agustus 2016 di Makam beliau yang berada di tengah sawah, antara desa Tedunan dan Kemantren.
Video Rebana Telon dalam malam Haul Maulana Abdur Rohman Albar https://www.youtube.com/watch?v=j2UPU3-yuwk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar